Jumat, 27 April 2012

RESENSI FILM 3 IDIOTS

3 idiots menceritakan sebuah kisah persahabatan 3 orang mahasiswa teknik mesin di India yang memulai jenjang kuliahnya di universitas nomor 1 di negerinya. Dikisahkan 3 orang ini bernama Rancho, Farhan, dan Raju. Mereka adalah teman satu kamar di asramanya semenjak hari pertama menjejakkan kaki di universitas tersebut. Farhan dan Raju adalah mahasiswa biasa yang nilainya pun pas-pasan. Sedangkan dikisahkan seorang Rancho adalah seorang mahasiswa yang jenius dan selalu mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat sebelum maupun saat dia pelajari sewaktu kuliahnya.
Mereka menjalani hidup sebagai mahasiswa dan memiliki ikatan persahabatan yang kuat, hingga akhirnya dalam sebuah perjalanannya mereka bertemu dengan Pia. Pia, adalah seorang mahasiswi kedokteran yang selidik punya selidik adalah anak dari rektor universitas ketiga sahabat ini. Sejak awal, sang rektor, yang mendapat julukan “Virus” dari mahasiswanya merupakan dosen yang sangat kaku, kejam, intolerir, namun pintar. Dalam sebuah kesempatan, Rancho, mengkritik sistem pengajaran yang dilakukan di dalam kampusnya.  Mr. Viru tidak terima dengan kritikan Rancho, dan sejak saat itu, sang rektor yang bergelar “Virus” menjadi peran antagonis dalam film ini.

Sebuah kritik yang dilontarkan Rancho adalah bahwa universitas ICE (Imperial College Engineering) yang dia dan kawan - kawannya dialami hanya menghasilkan insinyur - insinyur yang hanya pintar bicara, tidak ada topik mengenai penemuan baru tiap harinya, tidak ada penemuan baru yang dihasilkannya tiap tahun, dan metode pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya untuk mendapatkan nilai sangat bagus, namun belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Bahkan hanya menghasilkan lulusan yang nantinya bekerja pada perusahaan asing, dengan gaji besar, namun tidak memajukan bangsanya sendiri. Universitas bukan mengajarkan ilmu yang aplikatif namun mengajarkan bagaimana mendapatkan nilai yang bagus. Rancho selalu berkata pada 2 sahabatnya, Farhan dan Raju untuk selalu menjadi diri sendiri, tidak atas dasar paksaan dari orang lain. karena kebahagian datang saat kita menikmati setiap langkah yang kita ambil, kemudian kesuksesan akan menjadi akses dari langkah kita tersebut. Dalam mengkritik sistem yang kaku di tempat dia kuliah, Rancho, Farhan, dan Raju mengalami berbagai asam manisnya kehidupan menjadi mahasiswa. Tawa dan tangis selalu mereka lewati bersama, hingga akhirnya diceritakan mereka pun lulus kuliah dengan Rancho sebagai mahasiswa terbaik di kampus tersebut. Farhan akhirnya menjadi seorang fotografer profesional, meninggalkan dunia teknik, Raju menjadi salah satu direktur perusahaan asing di India,dan satu lagi kawannya bernama Chatur yang sebelumnya tidak disebutkan (dia adalah saingan Rancho untuk mencapai peringkat mahasiswa terbaik di ICE) menjadi seorang pengusaha sukses yang punya mobil Lamborghini.

Namun, selepas mereka lulus kuliah, Farhan, Raju, dan Pia tidak pernah mendengar kabar mengenai Rancho. Diceritakan di masa depan, akhirnya Farhan, Raju, Pia, dan ditemani Chatur mencari kabar Rancho hingga melintasi dataran India. Mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah, seperti istana, dan mereka menemukan Rancho. Tapi, saat bertemu, itu bukan Rancho yang mereka kenal saat mereka kuliah dulu. Rancho berubah.
Dan ternyata bukan Ranco yang mereka kenal, melainkan Rancho asli dan Rancho yang mereka kenal ternyata tidak berada disini, dan ternyata kawan mereka hanyalah anak dari seorang pembantu yang hanya butuh belajar, namun tak butuh ijazah, setelah mereka berbicara dengan Rancho yang asli ternyata kawan mereka ini berada di luar negeri dan setelah mereka mencari dan akhirnya bertemu dan Chatur tertawa saat melihat Rancho hanya menjadi guru biasa saja, namun pada saat dia tertawa terbahak – bahak dia kaget saat menerima telpon dari bos besarnya dan ternyata bos besarnya adalah Phungshuk Wangdu yang mereka kenal sebagai Rancho Chanchad.

Pendapat saya
Film ini sangat bagus karena memberikan kita pengetahuan bahwa universitas terutama pada jurusan mesin itu, tidak hanya menghasilkan insinyur-insinyur  yang hanya pintar bicara, tetapi mengenai penemuan baru tiap harinya. Dalam film tersebut kita dapat melihat  bahwa metode pengajaran yang mengarahkan mahasiswanya hanya untuk mendapatkan nilai sangat bagus, namun belum tentu bisa mengaplikasinya ilmunya tersebut. Hal ini sangat disayangkan karena mahasiswa yang cerdas tidak dapat mengapresiasikan ide-ide yang ia miliki. Selain itu kita sebagai mahasiswa hendaknya mampu memahami apa yang kita baca bukan hanya menghafal saja.
Perpustakaan di film 3 idiots sudah menggunakan sistem yang modern. Penataan ruangan sudah bagus, sudah menggunakan digital library. Dengan adanya teknologi informasi perpustakaan sebaiknya mampu mengikuti perkembangan teknologi. Digital library ada karena adanya teknologi informasi. Sebagai pustakawan sebaiknya harus mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Sehingga perpustakaan tidak ketinggalan jaman, tidak hanya sistemnya saja yang harus berkembang, melainkan koleksi-koleksi yang dimiliki juga harus diperbaharui. Supaya perpustakaan tidak dijuluki sebagai museum yang hanya memiliki koleksi buku tua. Mungkin juga perpustakaan bisa dijadikan tempat rekreasi seperti perpustakaan UI. Yang tidak hanya menyediakan koleksi buku, melainkan menyediakan studio room, café, toko buku dll yang masih banyak lagi, kelihatannya tidak terlihat sebagai perpustakaan tetapi mall yang memberikan kita banyak informasi dan ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar