Vakansi kali ini saya dan teman-teman berlibur ke Karaton Surakarta Hadiningrat. Disana saya melihat banyak peninggalan benda–benda bersejarah.
Kraton Surakarta Hadiningrat |
Sebelum memasuki keraton, saya melewati pintu gerbang yang besar, pintu tersebut bernama Kori Brajanala. Kori yang
berarti pintu, Braja yang berarti senjata yang tajam dan Nala yang berarti hati. Jadi Brajanala
berarti perasaan yang tajam/peka. Kemudian saya berbelok kekanan untuk parkir sepeda
motor di halaman sebelah barat kamandhungan. Lalu saya dan teman-teman berkumpul
di halaman depan kori kamandungan untuk mendengarkan penjelasan dari Tour Guide. Kami pun dijelaskan tentang seluk beluk Karaton Surakarta Hadiningrat.
kori brajanala kidul |
Kori Kamandungan |
Setelah Kori Kamandhungan kami pun menuju Kori Sri Manganti Utara. Kori tersebut di bangun oleh PB III pada tahun 1758 M kemudian bangunan tersebut direnovasi lagi agar lebih baik dan indah oleh PB IV pada tahun1772 M. Sri berarti Raja / Ratu dan Manganti berarti menanti / menunggu. Adapun diatap pintu Kori Sri Manganti berwujud Semar Tinandhu. Dan diatas Kori ada gambar yang melambangkan karaton jawa yang disebut Sri Makutha Raja. Serta dikanan kiri Kori terdapat gambar kapas dan padi yang berarti lambang kemakmuran. Didepan Kori dan didalamnya terdapat Bangsal Sri Maganti. Disini orang harus menanti sebelum dipersilahkan masuk ke dalam karaton. Disebelah timur depan Kori ada ruang yang disebut Pacaosan untuk jaga para abdidalem panewu, mantri kebawah dari golongan keparak. Apabila akan masuk Kori Sri Manganti perlu melihat dan bercermin dicermin besar diharapkan supaya bermawas diri sebelum menghadap Raja. Sebelah timur Kori Sri Manganti didalam halaman karaton ada salah satu bangunan yang berupa menara yang disebut Panggung Sanggabuwana. Nama tersebut mempunyai makna peringatan PB III pada tahun 1782 M. Dipuncak menara ada satu gambar seseorang sedang menaiki naga yang besar sebagai peringatannya dinamakan Naga Muluk Tinitihan Janma. Yang berarti naga=8, muluk=0, titihan=7, janma=1 atau tahun jawa 1708. panggung Sanggabuwana berupa Nastaka Hasta atau pojok delapan. Tingginya ±30m serta ada tangga bertingkat empat. Tingkat tertinggi dinamakan Tutup Saji. Tangga ini digunakan untuk meditasi, sesaji,dan mengheningkan cipta kepada makhluk halus. Tingkat ketiga menghadap ke utara, ada salah satunya lonceng besar yang dapat berbunyi sendiri. Panggung Sanggabuwana sudah pernah terbakar tanggal 19 November 1954, dan berkat bantuan pemerintah RI dapat dibangun lagi menjadi lebih baik. Selesainya perbaikan di peringati dengan Kumbuling Nata Sekaring Buwana pada tanggal 15 Mei 1978 hari senin kliwon. Apabila masuk Kori Sri Manganti utara sampai halaman karaton menghadap selatan dapat melihat rumah tanpa surambi berjumlah delapan, yang disebut Maligi di bangun hari jum’at 10 Maret 1882M. Maligi digunakan untuk khitan putra raja. Putra yang baru dikhitan harus duduk menghadap ke timur. Upacara khitanan harus di jalankan pada waktu pagi terbitnya sang surya. Dan Maligi yang menghadap ketimur menurut filsafah jawa ibu yang akan melahirkan harus tidur menghadap barat. Semestinya yang lahir menghadap timur sesuai dengan terbitnya matahari.
Panggung Sanggabuwana |
Kemudian
perjalanan kami lanjutkan menuju ke Sasana
Sewaka yaitu pandhapa besar yang berwujud joglo beserta surambi. Bangunan
ini dibangun oleh PB III tahun jwa wawu 1897. Sasana yang berarti Tempat dan Sewaka berarti Menghadap Satu Arah yaitu Allah
SWT / Sang Hyang Maha Tunggal. Pada waktu hari senin dan kamis atau hari
yang diingatkan Raja duduk di Dhampar
Kencana menjalankan semedhi bersama
abdidalem meminta pengharapan pada Allah SWT. Halaman yang mengelilingi
pandhapa sasana saweka disebut Paningrat.
Sasana Sewaka |
Disebelah barat pandhapa Sasana Sewaka sebelumya termasuk dalam rumah besar ada bangunya besar yang berupa joglo tanpa halaman disebut Sasana Parasdya. Untuk duduk Raja pada waktu melihat latihan menari bedhaya serimpi atau ringgit wacucal.
Disebelah selatan pendhapa Sasana Sewaka ada
bangunan besar yang jendela dan pintunya serba dari kaca, berupa limasan sinom
klabang nyander, yang disebut Sasana
Handrawina. Salah satu tempat untuk menerima tamu besar atau ”kembul bujana” yang awal mulanya
disebut pendhapa hijau, karena catnya hijau. Sasana Handawina sudah pernah
terbakar ketika Karaton Surakarta Hadiningrat terbakar. Kemudian diperbaiki
atas bantuan pemerintah RI Lumantar Deparpostel.
Sasana Handrawina awal mula dibangun oleh PB V
dihari selasa kliwon tanggal 8 April 1825 M. Kemudin PB X mengganti dengan marmer
putih, memasang plafon,dan tiangnya ditinggikan. Dan dibangun menjadi indah
sampai sekarang pada tahun 1919 M. Disebelah utara Sasana Saweka salah satu
bangunan berupa surambi panjang menghadap barat ke timur, disebut Nguntarasana.
Kemudian kami melanjutkan
perjalanan ke halaman keraton sebelah utara yang dibangun menghadap selatan
utara berupa limasan klabang nyander berjumlah tiga buah. Yang sebelah utara
adalah Bangsal Prandangga dan tengah adalah Bangsal Bujana. Di sekitar bangunan itu di tanami pohon sawo kecik
yang hanya di tanam dalam waktu dan peringatan tertentu dan diperbatasan ada
gapura yang di tengahnya ada lampu yang hanya dihidupkan dua kali dalam
setahun. Bangsal Prandangga tengah untuk tempat karawitan dan utara untuk
tempat penerima tamu. Bangsal Bujana digunakan untuk menemui dan memberikan
hidanganuntuk pengikut tamu besar.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju ke
museum. Disana banyak sekali dan
bermacam-macam peninggalan bersejarah yang unik. Saya sangat kagum dengan peninggalan
tersebut. Banyak peninggalan yang bersifat mistik dan memiliki kekuatan magis. Ada
pakaian perang, kereta kencana, alat makan, tempat duduk, dan masih banyak
lagi. Ditengah perjalanan kami ditunjukan sumur yang menurut kepercayaan dapat
membuat awet muda apabila mandi atau membasuhkan muka pada airnya.
Ini pengalaman sangat berharga dan bermanfaat
sekali bagi saya, saya pun dapat mengenal Karaton Surakarta Hadiningrat dan
saya pun dapat mengetahui sejarahnya. Dengan mengenal budaya yang kita miliki, maka kita akan lebih bangga memiliki budaya kita yang ternyata sangat menarik untuk dipahami dan lebih di dalami :)
wah liburan to kagg ross? cinta budaya. like this yoooooow
BalasHapushehe iyaa, berlibur sambil belajar :D
Hapusbuatlah liburan Anda lebih berwarna dan bermanfaat :)
wah opo ki bu? liburan ra ngejak aku :(
BalasHapusyo setidaknya aku punya gambaran setelah melihaaaat vakansimu tanpa aku td >:O
teteplah aku cinta Solo dan Cinta kamu :* buahahahaha
haha iyaa, sambil belajar sambil liburan :D
Hapuskapan2 yuk ke kraton jogja :D
iyo ki ra ngejak2 adewe ya ndut :o
BalasHapusokelah tulisanmu, rodo lumayan yu hakakaka
hahah thanks dear :*
Hapushaha ayoo kapan2 karo aku cuss
baguuus cik
BalasHapusmenurut ane sih font colornya agag blur sama body background
tapi keseluruhan bagus og
hehe makasi kelik :D
Hapussemoga bisa jadi panduan ketika berlibur :D