Anda
pasti pernah mengalami masa remaja, di mana masa perubahan yang ada di dalam
diri kita dan mencari jati diri sendiri, emosi yang meluap-luap selalu
mendampigi diri kita sewaktu remaja….
Komunikasi
sangat berperan penting pada saat remaja, apalagi komunikasi dengan keluarga
antara orang tua dan anak, hilangnya
komunikasi berpotensi membuat anak tidak menghiraukan dan acuh tak acuh dengan
keluargan. Apa yang disampaikannya berlalu begitu saja atau malah lebih buruk
lagi, anak tidak lagi mau mengatakan apa-apa sebab ia merasa percuma. Rasa
tidak didengarkan adalah bahan yang dapat membuat anak memberontak. anak merasa
seperti berhadapan dengan tembok sehingga untuk menembusnya, ia harus menabrak
dan menghancurkan tembok itu. Inilah pemberontakan.
Sewaktu
anak harus hidup dalam keluarga yang miskin komunikasi, ia pun akan harus
kehilangan pembelajaran penting yaitu bagaimana berkomunikasi dengan benar.
Alhasil ia miskin keterampilan berkomunikasi. Manakala sesuatu mengganggunya,
ia tidak paham bagaimana mengutarakannya dengan benar. Ia tidak tahu bagaimana
menyikapi perbedaan pendapat atau meminta sesuatu dengan benar. Akhirnya cara
yang dikembangkannya adalah menerjang atau memberontak. Apa yang dikatakan
orang tua bila tidak disukainya akan dilawannya sebab inilah satu-satunya cara
yang diketahuinya.
Tidak bisa tidak, sebagai orang tua kita harus bersedia
memerbaiki komunikasi. Jika tidak berhasil, kita harus segera mencari
pertolongan pihak ketiga yakni konselor keluarga.
Komunikasi dengan anak tidak harus
menunggu sampai komunikasi di antara kita membaik. Langkah pertama adalah
mengajaknya bicara hati ke hati dan meminta maaf kepadanya akan kurangnya
komunikasi yang telah terjadi selama ini. Akui kepadanya bahwa selama ini
memang kita kurang mendengarkannya. Akui dan terima pula kemungkinan bahwa
sekarang ia tidak lagi berminat untuk berkomunikasi dengan kita.
"Menerima" di sini berarti menerima keputusannya untuk tidak
berkomunikasi dan menunggunya hingga ia siap. Kita tidak dapat memaksanya untuk
berkomunikasi. Namun, sampaikan pula kepadanya bahwa kendati ia tidak lagi
berminat, kita tetap ingin belajar dari kesalahan di masa lampau. Jadi,
tanyakan kepadanya apakah yang telah dilihat dan dialaminya selama ini agar
kita dapat memerbaiki diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar